@solehsolihun

Pada TamuKita edisi kali ini, Politwika mewawancarai salah satu orang yang terkenal dengan kekocakannya di panggung Stand Up Comedy. Ya, dia adalah Soleh Solihun. Namun apakah kalian tahu latar belakang Soleh sebelum menjadi komika (pelaku stand up comedy)?

Soleh merupakan lulusan dari jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran pada 2004. Setelah lulus, kecintaannya pada menulis pun membawanya menjadi salah satu wartawan di Trax Magazine. Hal tersebut dipilihnya karena kecintaannya pada musik.

“Saya mengambil jurusan jurnalistik. Setelah kuliah saya menemukan kecintaan pada menulis dan media massa. Saya menjadi wartawan musik, karena saya cinta musik. Sejak kuliah, saya sudah bertekad gak akan mau jadi wartawan politik atau ekonomi, karena saya ingin menulis hal yang saya cintai.”

“Sebagai pecinta musik, jadi wartawan musik adalah salah satu pekerjaan menyenangkan. Dibayar untuk ngobrol sama musisi, mendengarkan musik, menonton konser, dan mengulas album musik. Seperti dibayar untuk mengerjakan hobi.”

Namun siapa sangka pria kelahiran Bandung ini “banting setir” menjadi seorang komika? Soleh pun bercerita awal mengenal stand up comedy. Ia bercerita awalnya, diminta oleh Rolling Stone Indonesia untuk menjadi MC sebuah release party. Tidak disangka, penampilannya itu pun membuat para penonton terbahak.

Pada Agustus 2010, sebuah radio anak muda meminta Soleh tampil di event off air mereka untuk stand up. Tertarik dengan tantangan dan uang tambahan, Soleh pun menyanggupi permintaan itu. Stand up pertama Soleh diunggah ke YouTube oleh seorang temannya. Video itulah yang membuat Soleh Solihun diajak tampil di event komunitas Stand Up Comedy Indonesia yang lahir pada Juli 2011, lalu program Stand Up Comedy Show di Metro TV.

Saat tampil sebagai seorang komika, Soleh pun mengaku kerap kali dilanda rasa takut penampilannya tidak lucu. Namun ia mengatakan hal tersebut bisa diminimalisir dengan adanya persiapan yang matang, “Harus punya persiapan. Harus tahu medan dan siapa penontonnya, jadi bisa tahu lelucon seperti apa yang cocok untuk dibawakan di panggung.”

Soleh juga mengakui bahwa setelah tampil sebagai komika di suatu acara, ada saja orang yang membully di media sosial karena materi yang dibawakannya. Namun ia memilih untuk tidak menghiraukan ucapan-ucapan tersebut.

“Pernah. Cuekin aja! Hanya ada dua pihak yang harus kita perhatikan komentarnya, yaitu keluarga dan orang yang menggaji kita.”

Pria kelahiran 2 Juni 1979 itu pun turut mengomentari fungsi medsos seperti Twitter, Facebook, dan Instagram yang digandrungi oleh semua umur. Ia juga mengatakan bahwa medsos-medsos tersebut memiliki banyak manfaat.

“Bagi saya manfaat medsos itu untuk update berbagai informasi. Selain itu medsos juga berguna untuk berbagi informasi dan sarana promosi bagi komika dan wartawan.”

Terakhir, Soleh memiliki masukan untuk semua anak-anak muda yang suka menghabiskan waktu memperhatikan layar ponsel untuk bermain medsos. Tentunya masukan dari Soleh ini diutarakan dengan cara dan bahasa yang kocak.

“Hai anak-anak muda, janganlah meminta folbek (follow back) ke orang yang kalian follow. Karena sesungguhnya sebaik-baiknya mem-follow orang itu karena ikhlas, tanpa timbal balik.”

Published by Hari Styawan

Hey! Thanks for read my article. Catch me on twitter & instagram: @heyharsen.