Siapa yang tidak suka belanja online? Cukup buka web atau aplikasi atau akun medsos, lihat-lihat barangnya, lalu klik untuk memesan. Setelah transaksi sukses, kita tinggal menunggu saja pesanan datang. Mudah, bukan? Tak perlu bermacet-macet di jalan, antre di kasir, atau berdesakkan memilih barang. Semua bisa dilakukan dari gadget. Setahun terakhir, 76% netizen Indonesia rata-rata menghabiskan Rp 5,5 juta untuk belanja online per tahun (Greenberg Brand Strategy). Itu yang tercatat lho, belum yang belanja online melalui medsos atau pesan instan.
Kemudahan berbelanja online membuat netizen kerap gelap mata, kecolongan kena tipu. Seperti yang dialami @Janes_CS belum lama ini. Perempuan yang juga jurnalis sebuah TV swasta ini mengungkapkan kekesalannya karena tertipu oleh online shop di Instagram. Akun online shop itu menamakan dirinya Tiks_Shop. Tertarik dengan produk yang dijual, @janes_cs memesannya. Ternyata setelah seminggu uang ditransfer, barang tak kunjung datang. Saat ditanya, akun tersebut membisu dan buru-buru mengganti namanya. @Janes_CS baru sadar bahwa dirinya tertipu setelah meng-googling nama seller, Febriana Atika Candra. Wah ternyata nama itu sudah kondang sebagai penipu online!
Gimana agar kita tidak mengalami nasib naas yang dialami Janes? Nih, ada beberapa tips:
- Lakukan riset atas online shop
Jika kamu tertarik berbelanja ke suatu online shop, coba riset dulu. Apakah nama online shop itu cukup bagus reputasinya? Tanya-tanyalah ke sejumlah teman yang sudah biasa berbelanja online. Kalau ada online shop yang punya reputasi miring, hindarilah.
- Siapa pemiliknya?
Ini penting, lho. Akun online shop di media sosial atau online marketplace bisa dengan mudah ganti nama. Dengan tahu siapa nama pemiliknya, maka kita dapat melakukan investigasi kecil-kecilan. Apakah dia punya reputasi oke? Atau dia seller dengan servis buruk? Nama pemilik bisa diketahui dengan menanyakan langsung atau saat kita hendak transfer uang.
- Jangan mudah terkecoh
Banyak akun online shop yang menawarkan produk dengan harga sangat miring. Misalnya iPhone6 baru dengan harga 3 juta saja. Atau mengadakan promo yang sangat menarik. Inilah salah satu hal yang bikin pembeli terkecoh, sehingga langsung berbelanja tanpa pikir panjang. Di Facebook sering kali berseliweran akun-akun sejenis ini. Waspada, jangan mudah terkecoh! Sudah jelas itu online shop abal-abal yang hanya mau memperdayamu.
- Belanja di web resmi
Jika kamu ragu apakah suatu online shop di medsos benar-benar bisa dipercaya, maka berbelanjalah di web resmi. Bisa di Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Zalora, dan sejenisnya. Web-web resmi macam itu setidaknya punya manajemen dan pengelola yang bisa dimintai pertanggungjawaban apabila terjadi sesuatu. Web itu pun punya sistem e-payment yang bisa dilacak.
- Update kasus-kasus penipuan
Sebagai orang yang aktif melakukan transaksi online, wajib untuk update berbagai kasus penipuan online. Ikuti berita-berita terkait kasus ini, baik di media online, media sosial, forum online, dan sejenisnya. Biasanya nama akun-akun penipu beserta nomor kontaknya akan diseebut. Jika menemukan berhubungan dengan nama yang sudah blacklist, bisa kita hindari atau bahkan laporkan ke yang berwajib.