@chappyhakim

Di Jumat yang barokah ini, PoliTwika kembali hadir dengan artikel #TamuKita. Pertanyaannya, siapa #TamuKita hari ini? Dia adalah mantan seorang Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia. Seorang yang sebelumnya tidak bermimpi menjadi seorang angkatan udara ini adalah salah satu Marsekal di Indonesia. Dia adalah Chappy Hakim (@chappyhakim).

Laki-laki yang mengantongi lebih dari 8.000 jam terbang ini adalah salah satu generasi Baby Boomers. Di usianya yang tua dan berlatang belakang militer ini seringkali aktif di Twitter. Khususnya jika ada isu-isu seputar dunia dirgantara Indonesia. Sebenarnya, apa pandangan Chappy Hakim terhadap media sosial?

“Media sosial itu positif, banyak sekali membantu. Terutama membantu dalam transparansi manajemen apapun. Di samping itu sebagai media, media sosial memiliki nilai tambah supaya orang-orang saling berhubungan.”

Chappy Hakim pun menerima manfaat yang besar dari media sosial, salah satunya adalah tempat beliau belajar. Chappy Hakim bisa mengetahui perkembangan zaman di kondisi era informatika ini. Ketika kami tanya apakah dia kesulitan atau tidak dalam bermain Twitter, Chappy hakim menjawab, “Gak, gak kesulitan, saya bisa belajar dengan anak saya.”

Keunikan lain dari Chappy Hakim adalah dia memegang sendiri akun Twitternya. Dimana kebanyakan para pejabat atau tokoh Indonesia yang mempercayakan kepada admin. Beliau memilih mengelola sendiri.

Biasanya, twit-twit Chappy Hakim berisikan komentar dari halus hingga pedas terhadap dunia dirgantara Indonesia. Lalu apa respon dari para followersnya beliau?

“Ada yang positif, ada yang negatif. Rata-rata orang yang merespon negatif adalah mereka yang tidak mengerti, tapi ikut-ikut merespon.”

Chappy Hakim pun tidak pernah mengambil pusing terhadap mereka yang merespon negatif, “Saya gak ngelayanin mereka (yang merespon negatif). Karena buang waktu, kan?” Di media sosial pun, Chappy Hakim beberapa kali menemukan teman lamanya. Walau banyak temannya di kalangan militer yang tidak bermain medsos.

Chappy hakim pun memberikan saran kepada para ahli di dunia dirgantara agar memanfaatkan medsos. Karena sebagai media, media sosial bisa digunakan untuk menyebarkan isu-isu ini. Terutama kepada mereka yang tidak mengetahui sama sekali bidang ini.

Selama hampir lebih dari 5 tahun Chappy Hakim bermain Twitter. Beliau tidak pernah melayani debat. Jika pun ada, beliau hanya merespon sedikit. Lalu akan dibiarkan oleh beliau. “Saya gak mau buang waktu di Twitter. Saya gak mau debat. Paling saya respon 1-2 kali, lalu saya diamkan.”

Salah satu yang merespon negatif biasanya adalah akun anonim. Beliau pun tidak memiliki respek terhadap akun anonim.

“Saya tidak suka akun anonim. Saya gak suka orang memakai nama samaran. Bukan menuduh, tetapi kenapa tidak memakai nama sendiri? Kenapa tidak mau muncul? Kemungkinan besar mereka tidak mau bertanggung jawab, kan?”

Terakhir, kami menanyakan saran atau kritik terhadap kehadiran netizen di media sosial. Beliau berkomentar bahwa netizen harus melakukan hal-hal positif. Hindari segala hal berbentuk negatif apalagi merugikan banyak orang.

“Sepanjang itu untuk hal positif itu bagus. Tapi kalau negatif jangan. Seperti berbohong, membuat onar, menyebar berita tidak benar, itu tidak bagus. Dalam konteks untuk pengembangan diri dan pengetahuan itu tidak bagus.”

Published by Sugianto

Dapat ditemui di akun @sugisigu