Dalam #TamuKita edisi kali ini, kami akan membahas tentang akun yang cukup unik, yaitu Radio Buku (@RadioBuku). Radio atau buku? Nah, di sini keunikannya mereka. Jadi Radio Buku merupakan salah satu program yang diterbitkan oleh Indonesia Buku dan pengembangan dari Warung Arsip dengan radio online atau streaming sebagai medium.
Nama Radio Buku juga dirasa sangat mewakili visi mereka yang ingin memasyarakatkan buku lewat radio. Tugas Radio Buku sendiri adalah mempublikasikan isi buku, harga buku, dan kajian-kajian buku kepada seluruh masyarakat yang tersambung dengan internet. Radio Buku juga memiliki motto yang pas untuk mereka, yaitu “Mendengarkan Buku”.
Radio Buku terlahir pada April 2011 di Jogjakarta dan diprakarsai oleh Muhidin M. Dahlan. Radio Buku tercipta dari sebuah yayasan bernama Yayasan Indonesia Buku yang didirikan oleh Taufik Rahzen, Dipo Andy, Galam Zulkifli, Eddy Susanto, dan juga Muhidin M. Dahlan. Secara hukum, yayasan ini berdiri pada April 2006 sebagai lembaga riset tentang sejarah Indonesia lewat tradisi pers dan bahasa.
Mereka juga memiliki beberapa program, diantaranya adalah Buku Pertamaku, Angkringan Buku, Katalog Seni, Komunitas, Cine Book, Cerita Bersambung, Kanon Sastra (Pembacaan Karya Sastra), Kabar Buku, Jurnal Republik, Kronik Indonesia, serta Buletin Suara Buku.
Yang membuat Radio Buku menarik dan beda dari radio-radio lain adalah karena tidak ada lagi radio yang materi siarannya hanya membahas tentang buku selain mereka. Selain itu, pemilihan topik Radio Buku berbasis pada buku karena kecintaan para penggagasnya kepada buku.
Alasan Radio Buku memilih radio sebagai media karena tidak terlepas dari menjamurnya pengguna internet di Indonesia. Itu merupakan salah satu alasan mengapa dipilihnya radio sebagai medium. Selain itu, streaming radio juga memiliki nilai plus tersendiri bagi Radio Buku, karena materi siar bisa dijadikan rekaman sehingga dapat dijadikan sebagai arsip.
Fairuzul Mumtaz selaku Manager Radio Buku juga menilai bahwa minat baca dan menulis anak muda saat ini sangat tinggi. Terkait dengan teknologi informasi, kini banyak platform yang menyediakan jasa blog gratis, dan banyak pula anak muda yang menulis di dalamnya.
Selain itu, Fairuzul juga berani menyimpulkan bahwa followers mereka 80% adalah penulis aktif blog atau blogger. Itu semua karena mereka pernah membuat hestek #Shareblog yang menampilkan karya blog para followers Radio Buku. Dari sana terkumpul ratusan blog dari followers yang bisa dicek di website resmi mereka.
Bukti lainnya adalah maraknya penerbit indie atau self publishing di berbagai daerah. Begitu mudahnya penerbitkan buku dengan low badget, membuat penulis pemula berlomba-lomba menerbitkan tulisannya. Ketika arus utama penerbitan tidak menerima naskah mereka, pilihan alternatifnya adalah menerbitkan secara indie.
Terlepas dari kualitas karya, hal ini memicu lahirnya penulis-penulis baru untuk muncul dan menerbitkan hasil karyanya. Untuk kalian yang mau mengenal lebih jauh tentang satu-satunya radio streaming yang membahas tentang buku ini, bisa follow twitter dan instagramnya di @RadioBuku, selain itu mereka juga punya facebook dengan akun Radio Buku Live Streaming.