Pada tahun 2014 akhir, fenomena selfie memasuki masa perkembangan yang luar biasa. 2015, fenomena ini mulai memakan korban. Seorang turis Jepang dan seorang temannya terluka setelah jatuh ke bawah tangga ketika mencoba mengambil selfie di Taj Mahal.
Walaupun tidak jelas berapa korban yang meninggal akibat selfie, tapi faktanya, di Tahun 2015 fenomena kematian akibat selfie lebih banyak dibandingkan kematian akibat Hiu.
Selengkapnya, lihat fakta-fakta yang terjadi di tahun 2015 dalam Infografis di bawah ini:
Tahun 2016, seharusnya sudah tidak ada lagi orang yang meninggal akibat selfie. Sebelum mengambil selfie yang ekstrem, semua orang harus berfikir bahwa sejumlah besar “Like” di Instagram dan media sosial lainnya tak berarti sedikitpun jika membawa pada kematian.
Rawhide.org memberikan tiga tips untuk mengontrol kebiasaan ber-selfie ria. Selfie dan media sosial sebenarnya dapat menjadi alat yang positif untuk mengekspresikan diri. Namun, penting bagi Orang tua untuk menanamkan kebiasaan media sosial yang sehat.
Ikuti langkah sederhana ini:
[title above=”” h1=”false” center=”false”]- 1/ REDUCE -[/title]
Cobalah untuk lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi secara offline dan membentuk hubungan secara personal.
[title above=”” h1=”false” center=”false”]- 2/ RETHINKÂ -[/title]
Gunakan media sosial sebagaimana tujuannya, yaitu bersosialisasi bukan untuk mempromosikan diri.
[title above=”” h1=”false” center=”false”]- 3/ REFLECTÂ -[/title]
Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita berbagi konten di media sosial untuk melayani kepentingan diri sendiri?